PROPOSAL PTK UPAYA MENINGKATKAN KEBIASAAN SHALAT LIMA WAKTU BERJAMAAH MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK SISWA KELAS VII B MTs

PROPOSAL PTK

UPAYA MENINGKATKAN

 KEBIASAAN SHALAT LIMA WAKTU BERJAMAAH

MELALUI PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK

SISWA KELAS VII B MTs. SIROJUL ANAM LUWANG

 

 DAFTAR ISI

                                                                                                                                  Halaman

         Halaman Judul…………………………………………………………………………                          i

         Lembar Pengesahan…………………………………………………………………                          ii

         Abstraksi…………………………………………………………….                       iii

         Kata Pengantar………………………………………………………………………..                       iiii

         Daftar Isi…………………………………………………………………………………                      iiiii

         BAB I PENDAHULUAN.

                  A.Latar Belakang Masalah ………………………………………………..                        1

                  B.Rumusan Masalah………………………………………………………..                          1

                  C.Tujuan Penelitian…………………………………………………………                           2

                  D.Manfaat Penelitian……………………………………………………….                          2

         BAB II LANDASAN TEORITIK  DAN HIPOTESIS TINDAKAN

                  A.Landasan Teori…………………………………………………………….                         3

                  B.Kerangka Berfikir………………………………………………………..                          9

                  C.Hipotesis Tindakan………………………………………………………                          9

         BAB III METODE PENELITIAN

                  A.Setting Penelitian…………………………………………………………                       10

                  B.Subyek Penelitian…………………………………………………………                       10

                  C.Sumber Data………………………………………………………………..                       10

                  D.Teknik dan Alat Pengumpulan Data……………………………….                       10

                  E.Analisis Data……………………………………………………………….                       11

                  F.Indikator Kinerja………………………………………………………….                        11

                  G.Prosedur Penelitian………………………………………………………                       12

         BAB IV HASIL PENELITIAN

                  A.Kondisi Awal………………………………………………………………                       13

                  B.Siklus Pertama…………………………………………………………….                       13

                  C.Siklus Kedua……………………………………………………………….                       16

         BAB V PENUTUP

                  A.Kesimpulan…………………………………………………………………                       22

                  B.Saran/Rekomendasi………………………………………………………                       22

         Daftar Pustaka…………………………………………………………………………                       23

         Lampiran

PROPOSAL PTK

UPAYA MENINGKATKAN

KEBIASAAN SHALAT LIMA WAKTU BERJAMAAH

MELALUI  PEMBERIAN MOTIVASI MULTI ASPEK PADA

SISWA KELAS VII B MTs. Sirojul Anam Luwang

BAB  I

PENDAHULUAN.

  1. A.    Latar belakang

     Ibadah merupakan realisasi dari keimanan seseorang dan sebagai  bukti bahwa imannya benar. Orang yang mengatakan beriman tidak mengamalkannya disebut fasik, Orang yang berpura-pura beriman, ibadah hanya untuk mengelabui mata atau untuk politis belaka, mereka disebut munafiq. Supaya terbebas dari hal-hal di atas maka pengamalan agama (ibadah) hendaknya dilakukan benar-benar karena kesadaran dan keikhlasan karena Allah swt semata.

     Shalat fardlu lima waktu yang merupakan salah satu bentuk ibadah utama yang diperintahkan Allah swt kepada ummat Islam hendaknya menjadi identitas dan kebiasaan seorang yang mengaku muslim. Shalat dicanangkan oleh Allah untuk membentuk kepribadian seorang muslim yang tangguh. Dalam shalat Allah mengajarkan hidup disiplin, hidup sabar, bermasyarakat, mengajarkan hidup sehat, hidup bersih lahir dan batin, menahan dan pengendalian diri, berkomunikasi dengan Khaliknya.

     Shalat lima waktu sangat dianjurkan Rasulullah SAW dilaksanakan dengan cara berjamaah. Namun kenyataan yang kita dapati di masyarakat, shalat secara berjamaah masih sangat minim dilakukan di kalangan ummat Islam. Termasuk di kalangan remaja / anak-anak usia SMP/MTs shalat lima waktu berjamaah menurut survey awal hanya dilakukan tidak lebih dari 20 % saja.

     Kenyataan di atas menunjukkan kepada kita bahwa pengamalan shalat lima waktu secara berjamaah masih perlu mendapat perhatian untuk ditingkatkan agar terbentuk pribadi-pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. secara mantap.

      Kurangnya kesadaran dan pemahaman terhadap betapa besarnya keutamaan melaksanakan shalat berjamaah merupakan penyebab kenapa shalat berjamaah sering ditinggalkan.

       Mengingat masih banyaknya ummat Islam yang belum terbiasa melaksanakan shalat berjamaah  maka dipandang perlu untuk memberikan motivasi multi aspek agar tumbuh kesadaran dan semangat untuk melaksanakan shalat fardlu lima waktu dengan berjamaah.

Berdasarkan masalah di atas maka dalam penelitian ini kami mengambil judul “Upaya Meningkatkan Kebiasaan Shlat Lima Waktu Berjama’ah Melalui Pemberian Motivasi Multi Aspek Pada Siswa Kelas VII B  MTs. Sirojul Anam Luwang

B.  Rumusan Masalah

   Rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

Apakah peningkatan kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa kelas VII B MTs. Sirojul Anam Luwang dapat dilakukan melalui pemberian motivasi multi aspek ?

  1. C.   Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah peningkatan kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa kelas VII B MTs. Sirojul Anam Luwang dapat dilakukan melalui pemberian motivasi multi aspek.

  1. D.    Manfaat Penelitian
    1. Bagi siswa, dapat meningkatkan kualitas ibadah shalat lima waktu dengan berjamaah.
    2. Bagi Guru, memperoleh pengalaman menerapkan berbagai metode dan teknik dalam rangka mendukung keberhasilan pembelajaran.
    3. Bagi Sekolah, meningkatkan kualitas hasil pendidikan.

BAB II

KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1.  Kajian  shalat lima waktu berjamaah.

a.   Pengertian Shalat.

Shalat menurut bahasa berarti doa. Sedangkan menurut istilah adalah perbuatan yang diajarkan oleh syara’ dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam. Takbiratul ihram adalah mengucapkan Allaahu Akbar yang dilakukan dengan mengangkat kedua tangan ke arah kepala sambil berdiri ( posisi lain bagi yang tidak bisa ) untuk memulai rakaat pertama. Sedangkan salam ialah mengucapkan Assalaamu ’alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh pada saat mengakhiri shalat yaitu pada waktu duduk tasyahhud ( tahiyat ) dengan memalingkan muka ke sebelah kanan dan ke sebebelah kiri.

b.   Kedudukan shalat.

1)            Shalat adalah tiang agama

2)            Shalat merupakan barometer amal manusia di akhirat.

3)            Shalat merupakan kewajiban pertama yang diturunkan kepada Nabi.

4)            Shalat merupakan kewajiban universal yang diwajibkan kepada seluruh  Nabi dan umatnya.

5)            Shalat merupakan wasiat terakhir Nabi Muhammad.

6)            Shalat merupakan ciri dari orang yang taqwa.

7)            Shalat merupakan ciri orang yang berbahagia.

8)            Shalat mencegah perbuatan keji dan munkar.

  1. Shalat jamaah.

Dalam menjalankan shalat lima waktu Rasulullah saw menekankan untuk dilaksanakan dengan berjamaah. Bahkan sebagian fuqaha berpendapat bahwa shalat berjamaah wajib hukumnya bagi yang mendengar panggilan shalat ( adzan ).

Rasulullah menegaskan bahwa derajat keutamaan atau pahala shalat berjamaah  melebihi shalat sendirian ( munfarid ) sebesar 27 kali.

2.  Pembahasan tentang Motivasi Multi Aspek

     Motivasi merupakan dorongan, alasan, kehendak atau kemauan, suatu daya penggerak dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan tindakan tertentu dan memberikan arah dalam mencapai tujuan, baik dorongan atau rangsangan dari dalam maupun dari luar diri seseorang.

           Pada dasarnya setiap tindakan manusia didorong oleh motivasi yang ada dalam dirinya. Tindakan manusia itu sendiri timbul karena adanya kebutuhan yang harus dipenuhi. Dorongan itu timbul secara khusus menjadi suatu kebutuhan. Kebutuhan tersebut  menimbulkan keadaan siap pada diri seseorang untuk memulai atau melanjutkan serangkaian tindakan. Respon manusia terhadap kebutuhan akan menimbulkan tindakan-tindakan. Jadi terdapat hubungan antara motivasi, kebutuhan dan tindakan manusia.

      Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas. Motivasi ini bisa datang dari dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya. Dalam pekerjaan motivasi bisa datang dari atasan atau teman sekerja. Oleh karena itu kemampuan seseorang untuk dapat membangkitkan motivasi dirinya sangat penting.

     Untuk dapat membangkitkan motivasi kerja, seseorang harus memiliki berbagai kompetensi yang dapat mendukung fungsi tersebut. Dengan berbagai kompetensi yang dimiliki seseorang, maka akan dapat membangkitkan motivasi pada pekerjaannya dan akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya.

  Untuk lebih jelasnya, akan diuraikan secara singkat pengertian dari motivasi tersebut menurut beberapa ilmuwan.

  1. Pengertian Motivasi

Motivasi adalah perpaduan antara keinginan dan energi untuk mencapai tujuan tertentu. Mempengaruhi motivasi seseorang berarti membuat orang tersebut melakukan apa yang kita inginkan. Apalagi sebagai seorang pemimpin, karena fungsi utama dari kepemimpinan adalah untuk memimpin, maka kemampuan untuk mempengaruhi orang adalah hal yang penting.

Penelitian Kenneth Gangel, dalam bukunya “Competent to Lead”, menunjukkan bahwa orang tidak termotivasi untuk bekerja lebih baik, karena dia mendapat gaji yang lebih tinggi atau tunjangan yang lebih banyak.

Motivasi adalah suatu fenomena psikologis, sehingga kita perlu mengetahui pendapat dari para psikolog. Mungo Miller, pimpinan Affiliated Psychological Services, mencetuskan enam prinsip umum motivasi sebagaimana di bawah ini.

Motivasi adalah proses psikologis, atau lebih tepatnya proses emosional, bukan logis. Motivasi pada dasarnya adalah proses yang tidak kita sadari. Tindakan yang kita atau orang lain lakukan mungkin saja tampak tidak logis, namun bagi orang yang melakukannya, tindakannya tampak wajar dan masuk akal. Motivasi bersifat individual. Tingkah laku seseorang bersumber dari dirinya sendiri. Motivasi tiap orang berbeda, begitu juga setiap individu bervariasi dari waktu ke waktu. Motivasi adalah proses sosial. Tak dapat diingkari, bahwa terpenuhi atau tidaknya kebutuhan kita tergantung dari orang lain. Dan dalam tindakan sehari-hari, kita dipandu oleh kebiasaan yang bersumber dari motivasional di masa lalu.

Secara teoritis, menurut Falstino Gomez (1997: 87 ), motivasi sangat diyakini mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kinerja karyawan. Dan menurut Suad Husnan dan Heidjirahman ( 1990: 56 ), hal yang terpenting yang harus diperhatikan adalah bahwa keberhasilan suatu organisasi tergantung pada siapa yang bekerja mengelola organisasi tersebut dan seberapa kompetensinya.

Untuk meningkatkan kinerja karyawan atau pegawai dalam suatu organisasi diperlukan suatu motivasi yang terus menrus. Menurut Nawawi (2000: 351) kata motivasi (motivation) memiliki kata dasar motif (motive) yang berarti dorongan sebab atau dasar seseorang untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian motivasi berarti suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab seseorang melakukan suatu perbuatan atau kegiatan yang berlangsung secara sadar.

Menurut Siagian (1985: 134) yang dimaksud dengan motivasi adalah daya pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi agar mau dan rela untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dan menuanaikan kewajibannya.

Menurut Robbins (1996: 198) yang dimaksud dengan motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi suatu kebutuhan individual.

Menurut Gitosudarmo (1997: 28) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang ada dalam diri seseorang yang menggerakkan, mengarahkan perilakunya untuk memenuhi tujuan tertentu.

Menurut Berelson dan Gary Steiner dalam Hicks (1996: 449-443) memberi batasan suatu motivasi “ sebagai suatu keadaan dalam yang bertenaga, berkegiatan atau menggerakkan dan hal itu mengatur atau menyalurkan perilaku terhadap tujuan-tujuan”.

Dari uraian ini dapat dibedakan pengertian motivasi internal dan motivasi eksternal dengan penjelasan sebagai berikut:

1). Motivasi Internal

Berbagai kebutuhan keinginan dan harapan yang terdapat didalam pribadi seseorang menyusun motivasi internal orang tersebut.
Kekuatan ini mempengaruhi pribadi dengan menentukan berbagai pandangan,  yang menurut pikiran untuk memimpin tingkah laku dalam situasi yang khusus. Teori kepentingan dipandang sebagai suatu bentu dari motivasi internal karena  keinginan dan kepentingan seseorang individu berada pada diri sendiri.

2). Motivasi Eksternal

Teori motivasi eksternal meliputi kekuatan yang ada didalam diri individu seperti halnya faktor pengendalian oleh manajer, juga meliputi hal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji/upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan, pengembangan dan tanggungjawab.
Pada pegawai yang  berkreasi baik secara positif maupun negatif terhadap sesuatu yang dilakukan pada managernya, maka akan dipandang perlu oleh para manager untuk memanfaatkan motivasi eksternal yang dapat menemukan respon yang posiitif dari para karyawan.

Kemudian menurut Reksohadiprojo (2000: 253-254) juga membedakan    pengertian motivasi menjadi motivasi internal dan motivasi eksternal sebagai berikut :

1)  Motivasi Internal

Kebutuhan dan keinginan yang ada dalam diri seseorang akan menimbulkan motivasi internalnya. Kekuatan ini akan mempengaruhi pikirannya, yang selanjutnya akan mengarahkan perilaku orang tersebut.

2)  Motivasi Eksternal

Teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal, tetapi justru mengembangkannya. Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada didalam individu yang dipengaruhi intern yang dikendalikan oleh manager, yaitu meliputi suasana kerja dan hubungan kerja.

    Lebih lanjut Gibbsons at.al. (1984: 95) mengatakan bahwa Herzberg mengembangkan teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor itu dinamakan faktor yang membuat orang tidak puas dan faktor yang membuat orang merasa puas ( dissatisfiers-satisfiers) atau faktor yang membuat orang merasa sehat dan faktor yang memotivasi orang ( hygiene-motivator) atau faktor ekstrinsik dan faktor intrinsik (extrinsice-intrinsic), tergantung dari orang yang membahas teori itu.

Penelitian Herzbeg melahirkan dua kesimpulan khusus mengenai teori dua faktor tentang motivasi, sebagai berikut :

1) Ada serangkaian kondisi ekstrinsik, keadaan pekerjaan (job context), yang menyebabkan rasa tidak puas diantara para karyawan, apabila kondisi ini tidak ada (termasuk upah / gaji). Jika kondisi ini ada, maka hal ini tidak perlu   memotivasi karyawan/pegawai.

2)  Serangkaian kondisi intrinsik, kepuasan pekerjaan (job content), yang apabila terdapat dalam pekerjaan akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka kondisi ini ternyata tidak menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berlebihan (termasuk prestasi, pengakuan, maupun tanggungjawab).

Susilo, 1987 (dalam Simarmata, 2002) mengatakan bahwa motivasi adalah faktor-faktor yang mendorong orang untuk bertindak dengan cara tertentu. Selanjutnya Widyastuti,dkk (2004) menyatakan bahwa motivasi seringkali diartikan sebagai dorongan. Dorongan atau tenaga tersebut merupakan gerak jiwa dan jasmani untuk berbuat, sehingga motivasi merupakan suatu tenaga yang menggerakkan manusia untuk bertingkah laku di dalam perbuatannya yang mempunyai tujuan tertentu.

Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa:

1)  Motivasi dimulai dari adanya perubahan energi atau tenaga dalam diri pribadi seseorang.

2) Motivasi ditandai dengan timbulnya perasaan yang mengarah tingkah laku seseorang.

3)  Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.

Seterusnya dinyatakan bahwa motivasi mempunyai dua bentuk yaitu motivasi positif dan motivasi negatif. Swasta dan Sukatjo, 1991 (dalam Doli, 2004) mengemukakan bahwa:

1)  Motivasi positif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya dengan memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan.

2) Motivasi negatif, merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu secara paksa.

  1.  Proses Timbulnya Motivasi Seseorang

               Menurut Gitosudarmo (1997: 28-29), mengatakan bahwa proses timbulnya motivasi seseorang merupakan gabungan dari konsep kebutuhan, dorongan, tujuan dan imbalan. Sedangkan proses motivasi itu sendiri terdiri dari beberapa tahapan proses sebagai berikut :

1) Munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan adanya ketidakseimbangan (tention) dalam diri seseorang dan berusaha untuk mengurangi dengan berperilaku tertentu.

2) Seseorang kemudian mencari cara-cara untuk memuaskan keinginan tersebut.

3) Seseorang mengarahkan perilakunya kearah pencapaian tujuan atau prestasi dengan cara-cara yang tidak dipilihnya dengan didukung oleh kemampuan, ketrampilan, maupun pengalamannya.

4) Penilaian prestasi dilakukan oleh diri sendiri atau orang lain (atasan) tentang keberhasilannya dalam mencapai tujuan.

5)  Imbalan atau hukuman yang diterima atau dirasakan tergantung kepada evaluasi atas prestasi yang dilakukannya.

6) Akhirnya seseorang menilai sejauhmana perilaku dan imbalan yang telah      memuaskan kebutuhannya.

c.  Motivasi multi aspek.

         Motivasi multi aspek terdiri dari kata motivasi, multi  dan aspek. Yang dimaksud motivasi adalah unsur yang mendorong seseorang untuk menggerakkan mengerjakan sesuatu, multi aspek artinya beragam bentuk. Multi aspek yang kami maksud disini antara lain: motivasi melalui kajian shalat, melalui kajian diri siswa, melalui kajian nikmat, melalui pemberian reward.

  1. Kerangka Berfikir

Guru :

Belum memberi motivasi

  1. Hipotesis Tindakan

      Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas diduga pemberian motivasi multi aspek dapat meningkatkan kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa kelas VII B MTs. Sirojul Anam Luwang

 BAB III

 METODOLOGI  PENELITIAN

 

  1. A.    Setting Penelitian

Setting dalam penelitian ini meliputi tempat penelitian, waktu penelitian dan siklus PTK sebagai berikut :

  1. Tempat Penelitian.

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di VII B MTs. Sirojul Anam Luwang Mata Pelajaran Fiqih. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah kelas VII B tahun pelajaran 2012/2013 dengan jumlah siswa sebanyak 38 anak dengan latar belakang yang heterogin.

  1. Waktu Penelitian.

Penelitian ini akan dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 14 Oktober sampai dengan 21 Oktober  tahun 2013.

  1. Siklus PTK.

PTK ini dilaksanakan melalui 2 siklus untuk melihat peningkatan kebiasaan shalat lima waktu berjamaah.

  1. B.     Subyek Penelitian

Dalam PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas VII B MTs. Sirojul Anam Luwang berjumlah 38 anak.

  1. C.    Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber yaitu siswa, guru, dan teman sejawat serta kolaborator.

  1. Siswa, untuk mendapatkan data tentang kebiasaan shalat lima waktu berjamaah.
  2. Guru, untuk melihat tingkat keberhasilan implementasi proses pembelajaran.
  3. Teman sejawat dan kolaborator, dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat implementasi keberhasilan PTK baik dari sisi siswa maupun guru.

  1. D.    Teknik dan Alat Pengumpulan Data
    1. Teknik

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan tes / angket.

  1. Observasi dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang keaktifan dan partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  2. Tes / Angket  dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa.
  3. Alat pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari :
    1. Observasi, menggunakan lembar observasi
    2. Tes / Angket, menggunakan butir-butir soal.

  1. E.     Analisis Data

       Data yang terkumpul pada setiap kegiatan observasi dianalisis secara deskriptif agar dapat melihat kecenderungan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Demikian juga hasil pengumpulan jawaban angket / tes, dianalisis dengan menggunakan  prosentase untuk melihat kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa.

F.  Prosedur Penelitian

      Siklus 1

         Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi sebagai berikut :

  1. 1.      Perencanaan (Planning)
    1. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi dasar yang akan diajarkan kepada siswa
    2. Membuat rencana pembelajaran
    3. Membuat lembar kerja siswa
    4. Membuat instrumen
    5. Menyusun alat evaluasi pembelajaran

 2.      Pelaksanaan (Acting)

    1. Menyajikan materi pelajaran
    2. Membagi siswa dalam 5 kelompok
    3. Diskusi kelompok dengan bimbingan guru
    4. Siswa mepresentasikan hasil kerja kelompoknya masing-masing
    5. Guru memberikan kuis atau pertanyaan
    6. Penguatan dan kesimpulan secara bersama-sama
    7. 3.      Pengamatan (Observasi)
      1. Situasi dan kondisi kegiatan belajar
      2. Keaktifan siswa
      3. Kebiasaan shalat lima waktu berjamaah siswa ( melalui angket )
      4. 4.      Refleksi (Reflecting)

Penelitian tindakan kelas ini berhasil apa tidak :

Jika kebiasaan melaksanakan shalat lima waktu secara berjamaah siswa meningkat .

Siklus 2

Siklus duapun terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

            refleksi.

  1. 1.      Perencanaan (Planning)

Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi dan siklus pertama.

  1. 2.      Pelaksanaan (Acting)

Guru melaksanakan pembelajaran berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi hasil siklus pertama

  1. 3.      Pengamatan (Observasi)

Peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran siswa

  1. 4.      Refleksi (Reflecting)

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan menyimpulkan hasil pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

  1. Al-Qur’an dan terjemahannya oleh Departemen Agama RI
  2. Bidayatul Mujtahid
  3. Buku Paket Agama Islam SMK
  4. Beberapa Aspek Dasar-dasar Kependidikan oleh Drs. B. Suryosubroto
  5. Etika Keguruan  oleh  Drs. R. Hermawan S
  6. Fikih Kifayatul Akhyar
  7. Filsafat Pendidikan oleh Imam Barnadib, M.A. Ph.D
  8. Ilmu Perbandingan Pendidikan oleh Arifin Prof. H.M.M.Ed
  9. Metodik Pendidikan Agama oleh Mahmud Yunus Prof. H
  10. Metodik Pendidikan Agama oleh Ahmad Tafsir , DR
  11. Mukhtarul Hadist Nabawiyah
  12. Manajemen Da’wah Islam oleh Abdur Rasyad Shaleh
  13. Motivate your self! Oleh Ridwan Muhammad Yusuf
  14. Pengantar Psikologi  Dirgagunarsa
  15. Pengantar Interaksi mengantar belajar oleh Prof. Dr. Winarno Surakhmat
  16. Prinsip-prinsip dan teknik Evaluasi Pengajaran oleh Drs.M. Ngalim Purwanto
  17. Psikologi Umum oleh  Agus Sujanto Drs
  18. Pengantar Ilmu Jiwa Agama Jalaludin drs, Cs
  19. Pengantar Didaktik Metodik oleh Abu Ahmadi, Drs
  20. Rangkuman Ilmu Mendidik oleh Djaka Cs
  21. Teknologi Instruksional 0leh Drs. Mudhoffar, M.Sc

 Membuat tahapan penelitian dan evaluasi.

1. Pada siklus pertama memotivasi siswa dengan kajian makna sholat supaya siswa lebih paham makna sholat secara keseluruhan. Sehingga dia dapat menyayangi sholat dan membiasakannya.Setelah itu memberikan format isian keadaan sholatnya selama tujuh hari, setelah tujuh hari format yang diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.

2. Pada siklus pertama  diambil sebagai acuan siklus kedua siapa berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya menjadi malas, maka pada siklus kedua ini sudah diadakan pendekatan yang intensif kepada siswa yang berubah menjadi malas, disamping itu memotivasi dengan kajian nikmat yang diberikan Allah baik bersifat pribadi ataupun bersifat umum. Setelah itu siswa diberi format isian untuk diisi sesuai sholat yang mereka laksanakan dalam tujuh hari berikutnya. setelah format itu diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya.

3. Dari evaluasi siklus kedua hasilnya ada peningkatan namun masih ada siswa yang cendrung turun maka pada siklus ketiga saya analisa beberapa pribadi yang cendrung cuek serta diadakan pendekatan dengan memanggil serta mengoreksi informasi dan melalui informasi diadakan motivasi yang sesuai dengan siswa yang bermasalah tersebut. setelah format itu diisi siswa dan ditandatangai oleh orang tua diambil kembali untuk dianalisa dan dievaluasi untuk menyetahui hasilnya. mengengvaluasi kegiatan

Tinggalkan komentar